Sabtu, 14 Januari 2012

BERBUATLAH

Blitar Hitech Center
14 Januari 2012

'amaaluna aktsar min auqootina

Sedari pagi beres-beres tanah untuk persiapan pembangunan asrama dan masjid di lokasi bari yang terletak di desa Jatitengah Kecamatan Selopuro.

Senin, 14 Maret 2011

SESUATU YANG MENGALAHKAN: BAHAS DAN BUDI PEKERTI

Subuh di PA Roudlatul Jannah.

Mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi Musa as berupa sebuah tongkat yang bisa mengalahkan sihir tali temali para tukang sihir raja Fir'aun. Dan memang pada masa Nabi Musa as ketika itu sedang marak dalam dunia sihir. Sehingga mu'jizat yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Musa as berupa tongkat untuk mengalahkan para tukang sihir tersebut.

Begitu pula mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Dimana beliau dapat menyembuhkan penyakit kusta. Dan ketika itu penyakit kusta dianggap sebuah penyakit kutukan dan tidak ada obat atau pun tabib yang bisa menyembuhkan. Maka atas kuasa Allah SWT salah satu mu'jizat Nabi Isa as adalah dapat menyembuhkan orang yang mempunyai penyakit kusta tersebut dan bahkan beliau dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati. Luar biasa...

Kedua jenis mu'jizat diatas mempunyai sifat temporer, artinya untuk orang tertentu dan untuk zaman yang tertentu pula. Walaupun tidak menutup kemungkinan Allah SWT memberikan atau meneruskan mu'jizat tongkat Nabi Musa as kepada siapa saja yang dikehendakinya pada zaman yang akan datang atau tiba-tiba saja kita mendapati seseorang yang dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati. Jangan dibuat prasangka buruk dahulu, mungkin saja orang tersebut mendapatkan pemberian karomah atau kemuliaan dari Allah SWT dan itu bukanlah mu'jizat karena mu'jizat yang Allah SWT berikan hanya kepada para utusan yang berfungsi untuk menegaskan dan membenarkan risalah yang dibawa oleh para utusan tersebut. (seperti yang dituturkan oleh Bapak Quraish Shihab dalam salah satu bukunya)

Berbeda dengan mu'jizat yang Allah SWT berikan kepada Nabi Muhammad SAW yang pada saat itu situasi masyarakat yang sangat mencintai sastra sehingga bentuk mu'jizat yang diturunkan Allah SWT berupa Al Qur'an yang terkandung didalamnya susunan sastra yang justru disitulah letak mu'jizat Al Qur'an.

Ditambah lagi dengan kehidupan sosial bermasyarakat yang pada saat itu sudah sangat parah sehingga zaman tersebut dijuluki zaman jahiliyyah. Dimana peperangan dan pertempuran antar suku meraja lela dan berbagai tindak kriminalitas terjadi menjadi jamuan sehari-hari. Kedudukan wanita sangat tidak berharga, budak bagaikan barang dagangan yang bisa sekehendak hati diperjual belikan. Di saat itulah Al Qur'an dibawa olah Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki keadaan masyarakat yang sudah carut marut berantakan!!

Susunan redaksi Al Qur'an yang memang merupakan mu'jizat yang dapat mengaduk-aduk keadaan jiwa seseorang dengan kalimat yang tertuang didalamnya. Sehingga berita yang dibawa Al Qur'an itu bisa merupakan kabar baik yang menggambarkan kebahagiaan abadi dan juga bisa berupa peringatan dan kabar buruk yang berbuah kenistaan dan kehinaan serta kesengsaraan abadi. Lalu ditambah dengan isi kandungannya yang mengajarkan kemuliaan budi pekerti dalam kehidupan dan menjadikan suri tauladan sebagai pedoman dalam kehidupan sepanjang masa.

Al Qur'an merupakan mu'jizat yang bisa kita temui dimana-mana di sekitar kita. Sesuatu hal yang mengalahkan apapun yang bisa menghalangi kekokohan keimanan kita. Mu'jizat yang menjadi petunjuk sebagai pedoman dan tiada sesuatu apapun yag dapat menjadikan kita ragu atas kemu'jizatan tersebut. Uraian dan untaian hikmah yang dikandung Al Qur'an merupakan senjata ampuh dan dapat meluluhlantakkan keangkuhan dan kemungkaran.

Bahasa, yang menjadi salah satu sisi kehebatan Al Qur'an dapat juga dapat menjadi indikasi seseorang. Bagaimana seseorang dengan tingkat keimanan tertentu dalam berbahasa dan bertutur kata. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin 'berbahasa' pula lisannya. Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang lemah lembut, santun dan selalu bermanfaat, jauh dari kebohongan dan adu domba, selalu mengarah kepada kebaikan dan ketauhidan terhadap Allah SWT. Lisan orang yang indikasi keimanannya 'baik' maka baik pula bahasa lisannya dan itu juga yang terjadi bila tingkat keimanan seseorang rendah maka akan rendah pula tingkat bahasa orang tersebut. Bahasa orang dengan tingkat keimanan yang buruk maka tutur bahasanya pun akan buruk, dimana bahasa yang dituturkan mengandung kebencian, iri dengki, kesombongan dan keangkuhan, hasut dan penuh dengan kesia-siaan belaka dan yang jelas terdengar senantiasa mengarah kepada kerusakan. Secara sederhana dan singkat, kita bisa 'melihat' nilai yang terkandung dalam diri seseorang itu melalui tutur bahasa yang dilantunkannya.

Betapa Rasulullah SAW sebagai panutan umat Islam yang sangat terkenal dengan tutur bahasa yang sangat lembut dan santun sehingga gelar Al Amin pun tersemat dalam dirinya yang menandakan bahwa tiada pernah satu kalipun lisan itu berbohong sehingga betapa ia dapat dipercaya. Tergambar pula keluhuran budi pekerti beliau dalam menjalankan tugas kerasulan. Sifat pema'af yang beliau contohkan untuk dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Semua itu tertuang dalam dua tuntunan yang menjadi pusaka peninggalan beliau untuk kita umatnya. Sampai beliau berkata bahwa tidak akan pernah tersesat kita selama kita berpegang teguh kepada keduanya.

Umat Islam akan maju dan sejahtera membawa kebaikan bagi siapapun jika ia berpegang teguh kepada dua tuntunan ini dan akan terjadi pula hal yang sebaliknya jika umat Islam meninggalkan dua tuntunan tersebut. Dan itu bisa kita lihat hingga saat ini.

Mari bertanya pada diri kita masing-masing. Seberapa dekat kita dengan Al Qur'an? Mana yang lebih lama waktu yang kita habiskan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam membaca Qur'an atau koran? Seberapa jauh telah kita baca, fahami, praktekkan dan amalkan serta kita tebarkan ajaran yang terkandung dalam Al Qur'an? Sudahkah kita makan sesuai dengan tuntunan Al Qur'an? Sudahkah kita tidur, berbicara, berinteraksi sosial seperti Al Qur'an menuntun kita?

Semoga Al Qur'an tetap menjadi tuntunan kehidupan kita. HIDUP MULIA DAN MATI PUN MULIA. Amienn.

Sabtu, 13 November 2010

Akhirnya kumenemukanmu....

Jakarta, setelah sidang skripsi...

Akhirnya bisa punya blog sendiri dimana bisa menulis apa yang bisa ditulis....